Sania Pembatu Plus-Plus

CERITA SEX - Sebulan ini kami kerepotan soalnya yang biasanya membersihkan rumah pulang kampung, aku telepon dia untuk balik lagi kesini katanya sudah tidak bisa karena dia menjaga orang tuanya yang sudah tua di kampungnya, sedikit pusing juga tidak ada pembantu dirumah.


Agen Judi Online Terpercaya 

Tapi memang nasib sedang mujur atau beruntung tak lama kemudian satu hari orang tua mendapatkan penggantinya, sebut saja nama Sania dia berasal dari desa Jawa tengah dia tamatan SD wajahnya yang lugu tapi memberi khas wajah desa yang oriental di usianya yang masih 18 tahun wajahnya begitu cantik.

Awalnya istri aku tidak setuju akan pembantu ini karena dia tau kalau suaminya kadang kumat menjelma menjadi buaya darat hehe, tapi dengan segala cara aku meyakinkan istriku dengan berbagai alasan yang masuk akal.

Sudah sebulan Sania menjadi pembantu dirumah aku, dia cukup gesit melakukan semua pekerjaannya dari ngepel, mencuci pakain, membantu memasak dan lain sebagainya, hampir satu minggu ini aku amati terus pekerjaan sungguh teliti dia jika melakukan sesuatunya, tapi lama kelamanaan wajah Sania semakin cantik.
Sehingga aku melihat bodynya yang seksi bibirnya yang sensual, dagunya yang lancip membuat aku betah dirumah, saat itu di bulan Agustus 2015 tepatnya hari Sabtu karena memang di kerjaanku kalau sabtu dan minggu libur aku sengaja unutk bangun ebih awal dari hari sebelumnya, dan istriku kalau hari sabtu belum tentu libur karena dia bekerja di bidang jasa.

Aku putuskan untuk langsung mandi biar fresh aku baru ingat kalau uair PAM di tempat ku ini sudah empat hari ini mati, yang biasanya aku mandi di kamar mandi dalam terpaksa aku mandi di kamar mandi satunya, saat keluar dari kamar aku mendengar suara air yang mengacur siapa lagi kalau bukan Sania, dia sedang mandi di belakang penampungan air PAM.
Kamar mandi ke dua pun aku lihat ternyata belum ada airnya jadi aku terus berjalan menuju dapur untuk mendidihkan air untuk membuat kopi biar segar, karena letak dapur dan penampunga air pam bersebelahan hanya terutup pintu aku iseng aja unutk mengintip Sania yang sedang mandi dan Waooooww tubuhnya bugil telanjang.

Tak disangka dia sedang asyk menyabuni tubuhnya aku lihat payudaranya yang tidak begitu besar tai menantang terlihat putingnya yang coklat masih keras dan kencang membikin rodalku yang di dalam celana langsung menunjukan kejantananya.

Sayangnya karena dia mandinya jongkok, meqinya nggak begitu keliatan bro, selesai mandi doi pakai handuk sambil deg-deg an takut ketahuan Aku keluar dari dapur menuju ruang tamu dan tanpa sepengetahuan doi.
Aku ikutin dari belakang menuju kamarnya, dan Aku intip lagi ohh… ternyata dia punya kebiasaan kalo mo Subuhan gak pake apa-apa cuma jubah luar aja(tau kan maksud Aku) yg nutupin seluruh badannya.

Pagi hari itu juga Aku gak nahan, sambil ngebayangin si Sania, Aku paksa istri Aku ngelayanin sampai 2 kali hahaha …gak kuat bro.

Hari-hari selanjutnya Aku jadi rajin bangun pagi dan walau PAM udah lancar lagi, tp Aku masih bisa ngintip Sania dikamarnya sehabis dia mandi.
Kebiasaan ngintip itu, bikin menambah ngeres otak Aku, dan keinginan mo menyetubuhi Sania makin bertambah besar.

Hari itu mungkin hari Naas bagi Sania, tp hari beruntung buat Aku bro… hari itu hari Minggu pagi buta, Bini Aku sepulang kerja hari sabtu ada acara di kantornya sampai malam, akhirnya bilang nggak pulang ke rumah, dia pulang ke rumah orang tuanya yang nggak begitu jauh dari kantornya.

Kesempatan neh, setan & iblis mulai main-main di otak Aku. seperti biasa, Sania bangun pagi terus langsung mandi, kali ini Aku nggak ngintip dia mandi.

Tapi langsung masuk ke kamarnya, sambil deg-deg an nunggu dia selesai mandi yang ditunggu akhirnya datang juga…(kayak acara di TV ). pas dia lagi buka handuk tanpa bra bre bro lagi dengan tenaga yang dipinjemin setan, Aku langsung peluk dan Aku cium, doi gelagepan dan tentunya kaget bukan kepalang.

“hhp..hppp” Sania berusaha untuk berontak tapi tau sendiri Setan ma Iblis udah nurunin ilmunya ma Aku, jadi doi gak bisa apa2 hehehe, mula-mula Sania Aku ancam, bahwa Aku udah punya photo bugilnya dan akan Aku sebarin ke kampungnya kalo dia nggak mau diem (padahal sih bohong, mana berani Aku moto doi, ketahuan bini berabe hehehe…) dan juga Aku ancam kalo dia gak mo nurut Aku bisa keras ma dia, dan Aku janji kalo dia nurut Aku akan tambah gajinya, akhirnya dengan terpaksa doi Nurut.

“Pak… saya mau diapain”

“sttt diem aja … pokoknya kamu taunya enak..”

“Jangan perkosa saya pak!” kata Sania memelas

“Siapa yang mau perkosa kamu, saya nggak akan perkosa kamu kok…saya cuma pengen cium aja”kata Aku untuk berusaha nenangin dia.

Karena Aku udah yakin Sania gak berontak lagi, mulai bibir Aku yang dari tadi melahap ganas bibirnya, menjelajah kesekitar buah dadanya yang putih mulus dan bagai buah mangga mengkel itu.

Sekitar agak lama juga Aku nyiumin dan menghisap buah dada dan putingnya Sania, sambil tangan Aku membelai belai lembut bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat.

“Pak.. jangan pak… saya belum pernah begini” ujar Sania, walau begitu tubuhnya mulai bereaksi.

“Udah tenang aja gak papa kok…” jari tanganku mulai masuk pelan-pelan di sekitar bibir vaginanya puting susunya bertambah tegang.
“Pakk..jangannn.” namun tanngannya berkata lain, tangannya memegangi kepalaku yang asyik menyedot dan memainkan putting susunya, seakan didekapnya, tidak mau dilepaskan

Setelah puas dengan buah dadanya aku dorong dia ke tempat tidur dan mulailah menjelajah vaginanya uhh.. bersih bro vaginanya (ye..abis mandi, gimana gak bersih. dengan gemas Aku lahap dan Aku isep bibir meqinya, kadang Aku sedot. Sania meracau gak jelas

“ehmmm pakk…teruss..pak” sudah banyak cairan bening memenuhi rongga meqinya, dan lidah Aku terus bermain di dalam meqinya sambil tangan Aku berusaha untuk membuka celana Aku sendiri.

Mr. P Aku udah tegang dari tadi, setelah Aku lihat Sania udah horny banget, pelan pelan Aku pasang pengaman di Mr. P Aku dan Aku tempelin Mr.P Aku ke Miss V nya perlahan-lahan Aku masukin, ternyata walau udah banyak cairan susah juga Bro…maklum perawan hehehe…, kirain reaksi Sania nggak mau, ternyata karena udah horny kali ya, dia malah Bantu ngepasin Punya Aku ke Ms. V nya.

“Pak…sakit pak, perihh…”

“iya sakit sedikit, ntar juga enaknya banyak”

Akhirnya dengan perjuangan keras bobollah keperawanan Sania, beserta lumatan bibir Aku ke bibirnya yang seksi itu, Mr. P Aku maju mundur tak kenal lelah,
“Gimana sekarang udah enak kan?”

“Hhee.. ehh….”

Beberapa menit kemudian.

“Pak .. eh.. Pak….saya…saya mau Pipis “ sambil merem melek akhirnya kakinya mengejang dan tangannya mencegkeram pundak Aku keras banget.
Sania mencapai orgasme, mungkin untuk yang pertama kalinya. Dan Aku lihat dia lemas, tapi Aku gak perduli Aku kocok terus Mr. P Aku di dalam meqinya yang udah banyak cairan bercampur darah.
“Ampun pak…ampunn…Sania capek”

“Sebentar lagi sayang…” nggak sadar Aku ngomong sayang biasanya cuam ke bini,
Tidak lama berselang Aku juga mencapai Orgasme.

“Surt… Bapak juga dah mau keluar nehhh…”

“Ehmmm… crot..crot”

Seluruh badan Aku

lemas, dan Aku rebah disamping Sania yang kelihatan menangis.

“Pak… Sania takut nih”

“Tenang…kamu gak bakalan hamil kok, dan nggak bakalan ada yang tahu…”

Hari berganti hari, perbuatan kayak gini Aku ulang setiap ada kesempatan dan Sania dengan rela sekarang ngelayanin Aku, dan yang pasti Aku selalu siap pakai pengaman demi keamanan Rumah tangga Aku juga tentunya.
Gaji yang Aku janjiin juga nggak lupa Aku tepatin, jadi lah Sania pengasuh yang multi fungsi, bisa ngasuh anaknya dan Bapaknya.-

 Agen Judi Online Terpercaya

Hilang Perawanku

CERITA SEX - Cerita ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu saat umurku 25 tahun. Waktu itu aku setahun
tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah
koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 25 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku
tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-
seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng
kalau melihat wnaita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku
berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.



Agen Judi Online Terpercaya  

Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong.
Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya
yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan
sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung.
Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai
rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat
gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga
ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya
lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak
ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.
Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun
sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, saat itu Venti kelas 1 SMA
didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang
sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Venti
sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Venti, dan aku pun
menggodanya dengan memberikan siulan kepada Venti. Venti pun yang mengetahui kalau aku
yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku
akrab degannya.
Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Venti dengan kebiasaanya setiap sore.
Sore itu Venti menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk
tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam
hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut
tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang
membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Venti
dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian
roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.
Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Venti dari dekat maka aku dekati dia
dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Venti mambalikan
wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan
deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada
Venti “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini
om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali
dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah
satu mal namannya MM. Venti mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku
semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha
mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia
salah posisi.Cerita Sex Terbaru
Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah
kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin
salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok
mininya karena tertiup angin yang membuat Venti terkejut dan Ventipun tidak marah sama
sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan
dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku
gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku
pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan
ketelingannya yang membuat Venti kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan
mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank
topnya.
Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju
kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH
nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membuat
tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan
dengan leluasa aku menarik BH Venti tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu
Venti mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.
Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir
bukit kembarnya yang membuat Venti kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah
membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt..
Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku
pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan
dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku
masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi
dan ternyata Venti memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak
SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini
terjawab bahwa Venti selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis
celana dalam.
Lima menit berlalu terdengar suara Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh..
ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada saat aku menyentuh dan
memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari
belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm..
terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama
kali.
Setelah Venti mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan
aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dulu ya..”
dengan sangat kecewa Venti membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya
telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita
lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku
udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga
nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa
merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok
mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa
mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang
dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna
merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan
dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.
Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Venti yang ia lupa, yang membuat aku
semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH
tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya
bersetubuh dengan Venti namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi
Venti tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1
minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas
kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur,
cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang
dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset
tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah
menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela
aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan
bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia
kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya
aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Venti, dan aku berpikir mungkin dia
kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur
siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun
punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan
membuka pintu yang membuat Venti terkejut.Cerita Sex Terbaru
Pada saat Venti terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Venti ngak kesekolah nih?”
dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa
terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Venti menjawab
dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Venti menjawab
dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Venti tidak pernah kelihatan karena
ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku
langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia
langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan
gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam
sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.
Melihat Venti yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam
dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu
dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Venti menuju ke ruang tengah
yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang,
karena Venti telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Venti tidak
akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.
Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Venti tidak kembali juga dan akupun menuju
keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film tersebut dengan tangan kanan di
dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku
memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil
handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya
yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia
bertingkah.

Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Venti
dari belakang. Aku berbisik ketelinga Venti, enak ya, Venti langsung kaget dan buru- buru
melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan
berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Venti
dan menyuruh Venti untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku
rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.
Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang
menggelora mencium leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing baju Venti satu demi
satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat
kejadian yang sore lalu. Venti sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas
bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju
seragam yang basah yang digunakan Venti kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Venti
dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku
naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.
Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan
penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan
menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Venti makin
terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap
terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat
pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku
alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Venti tambah kenikmatan. “Ahh
ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti aku makin tambah bernafsu untuk
mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Venti belum selesai dan aku hanya menggunakan
tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan
menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw
Venti, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku
mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga
memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam
memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Venti.
Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Venti mendesah.
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai
beberapa menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…,
aahh”, yang membuat Venti terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke
jari aku dan aku menyadari bahwa Venti baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku
tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar
Venti dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian aku
menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu
menari striptis, namun Venti tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari
layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Venti menanggalkan baju yang ia kenakan
dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar
diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke
sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Venti pun menurutinya dan dia pun
bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat Venti pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke
arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G
string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku
turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua
paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir
klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis
kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua
lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk
membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Venti
mendesah dengan panjang.
 

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti
menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian
desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang
kemaluan Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Venti
tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil
memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar,
sehingga Venti semakin tidak karuan menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya
yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan
G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil
menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Venti masih malu untuk melakukannya,
sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana
aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.

Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-
malu lagi oleh Venti yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu
berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Venti melotot
memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Venti mengisap penis aku dan dengan malu-
malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm
dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh
tenggorokannya dan itu membuat Venti hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan
pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari
matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara
itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus
mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh
Venti mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu
yang membuat bukit kembar Venti semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang
semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Venti disofa dan aku mengambil bantal sofa
dan meletakan dibawan bokong Venti (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan
Venti yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu
merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah
tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai pelan-pelan aku
memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa
kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu
aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang
dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh…
sakit Omm…” jerit Venti dan terlihat Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat
berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku
dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya
memiaw Venti walaupun telah basah oleh lendirnya.
Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk
juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil
teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan
aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…,
uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt..,
.ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Venti
terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di
isap oleh memiaw Venti,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan
membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa
enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke
dalam memiaw Venti dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti
maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga
aku paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt……
uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti tahan ya
sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Venti menurunkan kedua kakinya ke atas
pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat
sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan
masuk dan tarikan keluar penisku membuat Venti merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan
kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat
sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.
Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-
remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Venti menjerit
setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Venti membut tubuh Venti semakin menegang.
“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh
Venti menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya
mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan
mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang
panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti telah mengalami orgasme untuk
yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm,
terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat
ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…,
Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh…
aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah
memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”
“Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”
“Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau
keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”


Setelah Venti orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak
menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti pun
semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih …
suara Venti menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin
dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur
demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!”
kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin
menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!”
terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami pun lemas dengan keringat
yang semakin membasah di badan.
Aku langsung memeluk Venti dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun
tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan
sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang
membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini aku lakukan
sampai sore hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh
gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa
hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti pun
menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki
daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti aku langsung berfikir adiknya
saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Venti sering
melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya
kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur.,
halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Venti sekarang telah berumur 14
tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Venti tidak keberatan bila aku
suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen
aku yang membuat Venti tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini
maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-
temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya


Baca Juga - 
Kumpulan Foto Seksi Cewek Asia 

Agen Judi Online Terpercaya

Cinta Yang Berakhir Sex

CERITA SEX - Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.
Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.



Agen Judi Online Terpercaya 

Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

“Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

“Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

“Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

“Aku sangat malu.” katanya kemudian.

“Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

“Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

“Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

“Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

“Sentuhlah!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.Cerita Sex Terbaru

Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

“Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

“Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.Cerita Sex Terbaru

Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.Cerita Sex Terbaru

Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.- 


 Klik Juga - Kumpulan Foto Seksi Cewek Asia

Agen Judi Online Terpercaya

Pengalaman Mesumku di Kelas

CERITA SEX -Cerita sexku ini terjadi setahun lalu saat aku masih di bangku SMU kelas 2 terlebih dahulu perkenalkan diriku biasa dipanggil Arif aku tergolong orang yang haus sex dan nafsu besar demi kepuasan sex ku terpenuhi kadang aku melakukan diluar kendali, hobiku yang disekolah selalu mengintip cewek cewek dikamar mandi sambil onani.
Kadang pula aku mengintip cewek yang sedang latihan cheerleaders jika sedang latihan biasanya cewek cewek tersebut memkai celana yang seksi kadang juga ada yang pakai rok jadi aku selalu berimajinasi di tingkat dua sambil ngocok peliku.


Agen Judi Online Terpercaya

Ada juga aku pernah dengan nekat di tempat ganti cewek yang sedang ganti baju olahraga, aku lihat paha pahanya dan celana dalamnya. Jangankan Siswi sekolah yang jadi pelampiasanku soal sex, bahka guru guru yang masih muda dan cantik pokoknya yang penuh gairah juga aku lakukan bermajinasi dengannya, dan semua kejadian diatas aku rangkum dengan hubungan sex sama salah satu siswi yang cantik namanya Rani.
Tapi tidak seperti biasanya, nafsu tidak bergejolak, hanya biasa-biasa saja. Malah, yang ada aku justru jatuh cinta sama dia. Dan kayaknya sih dia juga. Tidak hanya itu, anak-anak juga sering meledek ataupun mencomblangkan aku sama dia.

Pada awalnya saat aku melihat tingkah laku dan ekspresi wajahnya, aku menilai dia sebagai cewek yang bukan nafsu besar. Rani memang tidak sexy, badannya tidak berisi-berisi banget. Pantatnya juga tidak bahenol. Dadanya juga mungkin kurang sedikit dari 34.

Tapi kulit putihnya, pahanya yang sering kelihatan dan leher seragamnya yang suka kendor membuat nafsuku jadi lama-lama bergejolak. Model rambutnya sangat kusuka. Ikal, belah tengah agak ke pinggir, dan berwarna hitam kebiruan/blue black.

Tapi, pikiranku tertutup oleh Ja-Im (jaga image) di depan dia, dan berpikir nanti saja kalau sudah jadian saja baru bisa ngapa-ngapain. Suatu hari, aku menjalankan niat nekatku seperti biasa. Pertama aku bersembunyi di WC kamar mandi cewek.

Aku tahu pada hari itu cewek-cewek cheer mau gladi resik, jadi sekalian memakai seragam lomba yang tentunya sedikit terbuka (sudah gitu ditambah pula cewek-ceweknya sexy-sexy lagi). Yang kulihat waktu itu adalah beragam model celana dalam yang beberapa menyelip di belahan pantat, mulai dari yang putih polos, polkadot, biru, dan lain-lain.
Barang yang di bawah segera berdiri tegak, dan aku mencoba membuka retsleting perlahan. Setelah beberapa saat aku mulai onani, tiba-tiba ada cewek yang masuk ke WC, lalu ngobrol-ngobrol sama cewek-cewek cheers itu.
Dan ketika kulihat sepatunya, ternyata Rani. Dia lalu sedikit membetulkan rok abu-abunya, kemudian mengangkat kedua kakinya bergantian ke tembok untuk membetulkan tali sepatu. Saat itu kulihat jelas paha mulusnya yang putih bersih.

Betapa kencangnya tititku waktu itu. Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan spermaku, cewek-cewek sudah pergi semua. Akhirnya aku mengambil tempat lainnya itu dari kelas. Aku mengintip dan melanjutkan onani sambil duduk di kursi dekat jendela.

Fuuhhh.., cheers itu sexy-sexy sekali. Tidak lama, tiba-tiba ada seseorang yang lewat di depan kelasku yang sepertinya adalah cewek. Tiba-tiba lagi, belum sempat aku membetulkan celana, cewek tersebut masuk kelasku.

Ternyata si Rani..! Kagetku tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata ataupun tulisan dengan bahasa apapun.

Maluku juga bernasib sama. Cat merah pun mungkin masih kalah merah dibanding wajahku. Rani lalu setengah berteriak.
“Yaampuuunnn.., si Arifff.. ngapain kamuuu..?” (Rani kalau ngomong denganku pakai aku-kamu). Rani melihatku dengan setengah senyum malu-malu.

Bibirnya yang tersenyum dia tutupi dengan kedua telapak tangannya seperti orang menyembah. Dengan terbata-bata aku berbicara,

“Eehh.., Ran.., ini…” Dia langsung memotong omongan gagapku itu, kembali dengan ekspresi senyuman,

Kunjungi Juga CeritaSexDewasa.Org

“Hahaa.., dasar..! Sini dong bantuin nyariin buku LKS-LKS yang ketinggalan…”
Sejenak aku justru bingung. Rani yang sudah melihatku setengah bugil bawah kok biasa-biasa saja, dan malah minta tolong mencarikan buku lagi..? Pikirku, ya sudahlah.., semoga saja dia tidak ’ember’ (cerita-cerita sama orang lain).

Dengan pura-pura tidak ada apa-apa, aku langsung menghampirinya dan membuka serta mencari-cari di lemari kelas. Rani berdiri di dekatku sambil membungkuk. Waktu aku sedang mencari-cari buku, aku menyadari kalau Rani memperhatikan aku.

Saat kulihati dia, dan kutanya, “Kenapa, Ran..?”, dia hanya menjawab, “Ehem.., Ooh.., enggaaak…” dengan nada manja. Lalu sekilas kulihat leher seragamnya agak turun, sehingga buah dadanya yang terbalut bra terlihat.

Memang sih tidak besar dan tidak kecil, tapi dapat membuat nafsuku bangkit. Lalu kuteruskan lagi mencari buku-bukunya. Tahu-tahu, Rani mendekatkan wajahnya ke pipi kananku, dan menciumnya lembut.
Akibatnya, bulu kudukku jadi merinding. Apalagi ditambah ciuman Rani merambat sampai ke daerah kuping.

Aku setengah berbisik, “Ran..,” dia malah meneruskan ciumannya ke bibirku. Tanpa pikir panjang, kuterima dan kubalas ciumannya. Tidak mau kalah. Rani lalu melingkari kedua tangannya di leherku. Aku pun memeluk badan pinggangnya sambil sekali-sekali kuelus pantatnya.

Rani memulai ciuman lidahnya. Kubalas lagi, kutabrak-tabrakkan lidahnya di dalam mulutku itu dengan lidahku. Ternyata diam-diam Rani nafsuan juga. Aku mencoba menyelipkan salah satu tanganku ke balik kemeja seragamnya yang sudah keluar.

Punggungnya benar-benar enak dielus. Ciumanku sudah lumayan lama. Rani nampak menikmati mengulum-ngulum lidahku. Kemudian, Rani membuka kemejanya sendiri dan kemejaku juga. Untung saja waktu itu aku kebetulan tidak memakai kaos dalam, jadi tidak terlalu repot-repot.

Rani lalu mencopot bra-nya, modelnya yang tidak memakai tali. Saat sepintas kulihat, payudaranya nampak kencang dan sedikit membesar, mungkin ereksinya cewek. Apalagi saat kuraba-raba, terasa sekali betapa kencangnya payudara Rani.

Putingnya berwarna merah muda. Masih dalam posisi berdiri, kuturunkan kepalaku dan kuelus payudara indahnya itu dengan lidahku. Sekelilingnya kubasahi dan kujilati kembali. Rani menikmati jilatan lidahku ke payudaranya.
Ia meresponnya dengan, “Aahhh.., uughhh..,” dan dengan sedikit jambakan ke rambutku. Tidak berapa lama setelah menghisap ‘pepaya bangkok’, Rani menuntunku untuk duduk di kursi, dan dia melucuti celana abu-abu dan celana dalamku.

Rani ingin ‘spongky-spongky’ (oral seks/alias jilat titit). Sebelum mulai, Rani sempat mengocok-ngocok sedikit sambil mendesah, “Aghh.., ahh..,” Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik.
Barangku langsung ereksi sekeras-kerasnya. Rani mulai pelan-pelan memasukkan tititku ke mulutnya, agak malu-malu. Saat bibirnya mengenai ujung Tititku itu, aku langsung refleks mendongak ke atas, kedua tanganku mencengkeram pinggir meja dan kursi dengan keras.

Namun, setelah beberapa lama Rani naik turun menghisapi tititku, sudah mulai biasa. Ternyata nikmat sekali. Rani juga sekali-sekali menjilati sekeliling tititku, dan kemudian lanjut menghisap. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkerasku selama ini, dan juga mungkin terpanjang.

Rani memegang pangkal batang tititku dengan keras. Rani yang kadang mengelus bulu testisku dan menjilatinya membuatku sangat geli namun bukan geli untuk tertawa, melainkan geli nikmat. Selama kegiatan sex itu, aku dan Rani tidak mengeluarkan dialog apa-apa kecuali hanya mendesah,

“Aghg.. ehhh…” dan desahan-desahan lainnya. Tidak lama kemudian, Rani tidak mendudukiku, tapi ia justru berjongkok dan mulai meng-onani-kan aku. Sejenak aku berpikir mungkin ia belum mau perawannya hilang.

Tetap saja pada akhirnya aku tidak perduli. Aku menerima kocokannya yang ternyata lebih enak daripada kocokanku sendiri.

Apalagi bila kocokan tangannya mengenai pangkal kepala tititku, wuiihhh.., mungkin seperti listrik ratusan volt. Mungkin karena nafsuku yang sangat besar, orgasme-ku sedikit lagi tercapai.

Aku langsung menyuruh Rani bersiap-siap, meskipun untuk ngomong pun susah karena desahan, “Ran.., ehh… hhh… bentar lagi..” Rani tidak menjawab. Namun dia sudah siap membuka rongga mulutnya di depan kemaluanku.

Lalu, “Crooottt..!” akhirnya aku ejakulasi. Setelah beberapa semprotan, aku sempat berhenti beberapa detik, dan kuangkat badan Rani.

Aku bermaksud untuk menyiram spermaku tidak hanya di wajahnya saja, namun di payudaranya juga (seperti di film-film biru).

Akhirnya setelah kutahan, kuteruskan siraman air maniku itu ke dadanya, meskipun tinggal beberapa semprotan. Rani kemudian terdiam sejenak.

Dia menghempaskan kelelahannya. Sambil melihati dadanya yang tersiram mani, ia juga mengelap wajahnya yang lebih penuh dengan cairan hangat putih kental dengan telapak tangannya. Rani lalu berkata,

“Iiihh.., Arif banyak amat siihh..!” sambil tersenyum. Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sering ia bawa dari tasnya, dan lanjut membersihkan maniku lagi.

Setelah itu, ia yang masih telanjang bulat menduduki pahaku sambil melingkari tangannya di leherku. Lalu ia berkata, “Arif.., yang ini (sambil menunjuk ke selangkangangannya) jangan dulu yah.., kalo mau kayak tadi aja..”

Aku langsung mengerti maksudnya dengan mengangguk sambil tersenyum. Kemudian, setelah ia memelukku dengan erat, ia menyuruh supaya segera berpakaian.

“Arif.., ayo beres-beres, pakean lagi.., nanti tau-tau ada guru atau petugas sekolah looo..!” Aku dan Rani segera berpakaian dan keluar kelas dengan hati-hati setelah mengambil LKS yang dia cari tadi, dan memasang tampang biasa-biasa supaya tidak dicurigai.

Malamnya, akhirnya aku dan Rani resmi jadian. Lumayan aneh kan, terbalik, jadian setelah bercinta duluan. Sejak itu hingga sekarang, aku tidak pernah lagi mengintip dan onani melihat cewek cheers, di WC cewek ataupun guru-guru wanita.



Agen Judi Online Terpercaya